Berbicara Nasionalisme Keberagaman dan Nasionalisme Toleransi Umat Beragama, maka kita perlu memperkuat Indentitas kita sebagai Bangsa Indonesia terlebih dahulu, dengan menjujung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara.
Artinya kita harus menerima perbedaan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA), jika tidak, maka bangsa ini cepat atau lambat akan dikuasai oleh budaya asing yang sangat kuat pengaruhnya saat ini.
Jadi, dengan menghargai perbedaan, maka bangsa akan sejahtera. Hanya dengan bersatu, Bangsa ini akan menjadi Bangsa yang damai, adil dan sejahtera.
Kita tidak boleh lengah. Ini Negara cepat atau lambat bisa jadi Negara berdasarkan keyakinan kelompok tertentu. Faktual sudah demikian. Dikarenakan budaya Timur Tengah dan Barat sangat kental daripada budaya dan adat istiadat warisan leluhur bangsa Indonesia.
Agama apapun harus berinkulturasi dengan budaya Indonesia, Bukan memasukkan kultur luar, dengan Identitas keagamaannya sangat ditonjolkan. Ini otomatis meng-kotak-kotak-kan keagamaan.
Ditambah lagi saat ini, kelompok radikalisme, menonjolkan Identitas menjadi ukuran mayoritas & minoritas. Dari balita identitas itu sudah ditonjolkan. Dari kecil sudah diajarkan, mereka yang identitasnya tidak sama, bukan kelompoknya. Dari kecil sdh dibangun kebencian.
Untuk itu harus ada counter ideologi. Yang paling pas ya Pancasila. Karena hanya dengan Pancasila kita bisa dipersatukan, tanpa Pancasila kita bukan lagi Indonesia.
Ada beberapa hal terpenting yang harus diperhatikan:
1. Arti toleransi, jangan diterjemahkan secara semu atau parsial. Contoh kalau hadir dalam acara-acara keagamaan sudah disebut kerukunan umat beragama. Bukan itu!!!. Toleransi artinya, jika warga bebas mekakukan ibadah di rumah ibdah. Kalau masih ada warga yang melarang apakah kita harus toleransi terhadap mereka yang melarang kita beribadah. Yang artinya kita tidak boleh beribadah.
2. Untuk mengcounter ideologi yang tidak setuju Pancasila, semua pihak harus gencar mengusungkan & mempraktekkan Pancasila. Tidak hanya sebatas retorika atau slogan-slogan saja.
3. Untuk melawan kaum Fanatisme Ideolog, kita harus di atas rata-rata baik dalam intelektualitas maupun ketrampilan. Yang kita lawan adalah ideologi fanatik nya.
4. Kita harus berkeyakinan bahwa tidak ada namanya mayoritas dan minoritas, kita semua sama sebagai Bangsa Indonesia, anak kandung ibu pertiwi. Semua harus mengambil peran di berbagai sektor.
(admn 02)
Comments
Post a Comment