Hari Jumat, 14 Oktober 2016, Basuki Tjahya Purnama (Ahok) seperti pejabat yang melakukan korupsi, sekitar 5000 orang massa aksi turun menuntut Ahok agar diadili layak nya penjahat.
Pekikan agar Ahok harus diadili, terus diteriakkan oleh massa aksi.
Ironis memang, terlepas Ahok salah atau benar, tetapi kepolisian juga sudah berjanji melakukan penelitian lebih lanjut soal video yang merekam pidato Ahok tanggal 27 September 2016 di Kepulauan Seribu.
Aksi massa dengan jumlah 5000 orang, seperti menggambarkan Ahok melakukan sebuah kesalahan besar yang seolah-olah merugikan dan memiskin Negara.
Ahok hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kekhilafan. Dan Ahok sudah meminta maaf bila telah melakukan kesalahan, yang mana secara nurani tidak bermaksud melakukan penistaan Agama sebagaimana yang dialamatkan kepada Ahok.
Ahok juga bergama, dan apabila Ahok dihina dan dikatakan kafir, itu juga bagian dari penistaan Agama nya Ahok.Siapa yang mau bertanggungjawab akan hal itu? Apakah siap di hukum bila seluruh orang yang se-Agama dengan Ahok melapor juga ke Kepolisian?
Apalagi menjadikan tameng bahwa proses hukum merupakan hal yang harus dijunjung tinggi, sehingga Ahok harus dijadikan tersangka oleh pihak kepolisian.
Artinya, harus pula kepolisian menindak orang-orang yang mengatakan Agama nya Ahok kafir, itu baru namanya bangsa ini menjunjung tinggi hukum yang berlaku di Negara ini.
Karena sudah bersepakat Negara ini adalah Negara hukum, makanya sudah selayaknya hal tersebut dijalankan. Sehingga tidak ada dusta diantara sesama anak bangsa, yang katanya taat hukum.
Kalimat-kalimat penghakiman terhadap Ahok sungguh mengerikan, kita semua hanya berdoa semoga suatu saat bangsa ini tidak jadi Negara yang melupakan sejarah.
Dan satu hal, jangan pernah lupa, jiwa murni para bapak bangsa akan menghukum siapapun yang telah merusak dan menginjak-injak warisan luhur yang sudah mereka titipkan.
Tulisan ini hanya menggugah nurani dan cara pandang kita sebaik-baiknya, agar tidak ikut terperosok dalam kubangan politik. Dan merusak nalar isntituisi kita dalam melihat persoalan Ahok, dan mengorbankan NKRI ini terpecah belah. Mari rawat dan ikut mempertahakan NKRI, untuk Indonesia yang lebih baik.
(admn 02)
Comments
Post a Comment