BBM di Papua 100 ribu, Jokowi: BBM Harus Satu Harga di Seluruh Indonesia


Provinsi Papua dan Papua Barat kembali kedatangan tamu istimewa, yang selama 2 tahun masa kepemimpinannya, Papua sering di kunjungi bapak kita Presiden Jokowi.

Pertanyaan sederhana, ada apa sehingga orang nomor 1 di RI ini sering mengunjungi tanah Papua?

Kehadiran  Presiden Jokowi di Papua tidak terlepas dari visi utamanya membuka keterisoliran yang ada di Papua. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan infrastruktur di tanah Papua masih jauh dari harapan sejahtera, daripada pembangunan di wilayah barat Indonesia.

Tidak sedang membanding-bandingkan, tetapi, fakta mengatakan pembangunan di Papua masih jauh dari harapan, keadaan ini juga dibuktikan oleh berbagai liputan dari media yang memang menggambarkan pembangunan di Papua selama 70 Tahun Republik Indonesia merdeka masih terbelakang.

Artinya inilah alasan utama bpk Presiden mengunjungi pulau matahari terbit Papua. Itulah kerinduan bpk Presiden mengunjungi Papua, agar Papua merasakan kata sejahtera, yang mana selama ini selalu menjadi isu krusial dan strategis Pemerintahan Kabinet Kerja Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Prioritas program Tol Laut dan menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai salah satu Negara Maritim dunia, ingin diwujudkan dengan membuka jalur-jalur pelayaran yang menghubungkan antar pulau yang satu dengan yang lain. Dan dengan membuka jalur trans Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua sebagai pulau-pulau terbesar di Wilayah NKRI.

Pembangunan jalan trans Papua juga sedang dikerjakan, dan alasan utama mengapa Presiden Jokowi membuat Program Tol Laut agar harga bahan pokok dapat terjangkau oleh masyarakat, terkhususnya di Papua.

Sudah bukan hal baru, bahwa harga bahan pokok di Papua sangatlah mahal dan sampai-sampai masyarakat tidak sanggup membeli kebutuhan pokok yang seharusnya merupakan kebutuhan utama dalam menjalanin kehidupan sehari-hari mereka, salah satunya Bahan Bakar Minyak (BBM).

BBM merupakan salah satu kebutuhan sehari-hari masyarakat saat ini, dalam menjalankan aktivitas mereka. BBM juga merupakan kebutuhan wajib yang mesti disediakan oleh pemerintah dalam menjamin ketahanan energi masyarakat.

Sejak 70 tahun RI merdeka, Papua masih merasakan perih dan pedihnya hidup, sebur saja harga bahan pokok yang menunjang kehidupan mereka harganya selangit. Apalagi di tengah kemajuan teknologi dewasa ini, masyarakat dituntut pula untuk berpastisipasi melibatkan diri dalam proses perubahan zaman modernisasi. Jika tidak, maka ketertinggalan mejadi jawabannya.

Demi meningkatkan kesejahteraan, maka Presiden Jokowi memiliki mimpi besar dalam memfokuskan pada pembangunan infrastruktur sebagai leading sektor kesejahteraan, memulai dari wilayah-wilayah yang jauh dari pembangunan selama ini, yakni Papua sebagai salah satunya.

Akhirnya, kemarin Senin 17 Oktober 2016, Presiden Jokowi, mengunjungi Papua untuk kesekian kalinya, untuk melihat proses pembangunan di Papua dan menyerap aspirasi masyarakat di Papua, yakni salah satunya terkait harga BBM yang sangat mahal.

Presiden Jokowi mengaku prihatin kok di Kab. Wamena harga BBM Rp. 60.000-70.000 per liter. Dan di Puncak Jaya bisa sampai Rp. 100.000, sungguh menyedihkan ujar bpk Presiden.

Bpk Presiden merasakan apa yang sedang dirasakan oleh masyarakat Papua. Akhirnya Presiden Jokowi meminta Menteri BUMN (Rini Soemarno) dan Direktur Utama Pertamina agar memperbaiki hal itu dengan memberikan harga yang sama di seluruh wilayah NKRI.

Karena, menurut bpk Presiden wilayah barat, timur, tengah, utara dan selatan NKRI adalah satu kesatuan tidak terpisahkan, semuanya adalah Indonesia yang berdaulat, dan berhak merasakan pembangunan dan harga BBM dengan harganya sama, itulah arti keadilan yang sesungguhnya.

Memang penuturan Dirut Pertamina sangatlah mahal proses pengiriman minyak BBM ke Papua, makanya Dirut Pertamina akan mencari jalan keluar, agar harga BBM di seluruh wilayah NKRI harganya sama.

Dan akhirnya Selasa, 18 Oktober 2016, BBM di Papua mengalami penurunan harga, sama seperti di Indonesia bagian barat. Semoga sedikit demi sedikit diskriminasi dalam pembangunan di NKRI, dapat diselesaikan dengan baik.

(admn 01)



Comments