Jadi, tidak salah bila saat ini pilgub Jakarta memiliki magnet tersendiri di hati masyarakat Jakarta khususnya dan masyarakat Indonesia secara umumnya, sebagaimana kita lihat diberbagai media Pilgub Jakarta selalu menjadi tranding topic dan selalu dibicarakan.
Kehidupan demokrasi Indonesia yang mulai nampak berjalan sesuai perintah demokrasi, semakin membaik, hampir seluruh proses pemilihan Presiden dan kepala daerah berjalan dengan baik, meski masih terlihat di sana-sini perlu perbaikan, namun secara jujur Indonesia telah memasuki fase kebebasan menentukan haknya setelah 32 tahun dipimpin oleh rezim Soeharto.
Terlepas, terlihat kemajuan yang signifikan dalam proses demokrasi di Indonesia, namun di masa kampanye pilkada masih juga terihat adanya debat-debat kusir dan saling serang diantara pendukung haters masing-masing calon yang dapat menimbulkan konflik horizontal.
Saling serang dan hujatan yang bersifat provokatif lebih menonjol, daripada perang gagasan untuk kebaikan masyarakat, seperti yang kita rasakan di pilgub Jakarta, yang saat ini isu-isu SARA macam tidak habis-habisnya.
Jadi, harapan yang mesti dijawab oleh pihak keamanan dengan segera menindak pelaku-pelaku SARA yang melakukan tindakan diskiriminasi, agar memberikan efek jera bagi setiap orang yang merasa paling berhak menjustifikasi hak orang lain.
Penting dicatat, SARA tidak sedikitpun memberikan dapak positif dalam pembangunan bangsa, karena SARA hanya menggangu proses demokrasi dan menghambat pembangunan bangsa.
Marilah belajar dewasa dalam berpolitik, dengan tidak terlibat aktif menyebarkan kebencian antara kelompok yang satu dengan yang lain, demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Comments
Post a Comment