Balai Budaya Jakarta, Riwayatmu Kini


Balai Budaya Jakarta mengadakan Konfrensi pers dan Diskusi: Membaca Kembali Balai Budaya, pada Senin, 7 November 2016, dengan pembicaranya Cak Kandar (ketua Pengurus Balai Budaya), Itet Sumarijanto (Ketua RT) dan  Nunus Supardi (penulis Buku Balai Budaya Riwayatmu dulu, kini dan esok) dengan Moderator: Aisul Yanto.

Nunus Supardi:
Balai Budaya Riwayat mu dulu, kini dan esok. Balai budaya merupakan subsidi dari Kementerian PP & K. Peristiwa Malari rapat nya disini dan bung Karno pernah buka pameran budaya. Tempat kumpulanya seniman. 14 April 1954. Kongres budaya 1948. Lembaga Kebudayaan Gedung. Jalan cilacap orang-orang yang meninggal. Dalam kongres pada tahun 1950 lahirkah namanya lembaga kebudayaan Indonesia. Kongres ke 2 pada tahun 1951 Nama lembaga kebudayaan indonesia, berubah nama badan musyawarah kebudayaan nasional. Hasil kongres 1948 ada kesepakatan, mendirikan Balai Budaya. Dulu disebut eklamasi tahun 1980 baca puisi. Pameran batik dan lukisan yang dihadiri oleh soekarno. Istilah lahir mashab bandung dan Jogja soal semi rupa. 

Itet Sumarijanto:
Saya hanya seorang Ketua RT, seni dan budaya sangat akrab dengan ekonomi kreatif, lukisan-lukisan yang mesti dipamerkan. Ingin Balai budaya dipamerkan. Balai Budaya bangkit. Nilai sejarahnya disampaikan ke sekolah-sekolah. Masalah kepemilikan dan sertifikat. Meminta bantuan Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Cak Kandar:
Balai budaya 1998 pengelola terdahulu tidak memperhatikan pembangunan. 1998 selama kurang waktu 10 tahun. Setelah 10 tahun kemarian diurus ulang lagi.  Akan segera merenovasi Balai Budaya, harapannya dapat. Rusak gedung nya karena pengurusnya salah urus. urusan Balai Budaja terkait keuangan sangat transparan tidak ada permainan.

(admn01)

Comments