Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, sebaris
kalimat ini menyetuh, bisakah kita bayangkan? Atau merenung sejenak? Tanpa
seorang Guru yang memberi waktunya dan ilmunya dengan sabar mendidik dan
memberi isi pada otak kita yang awalnya putih menjadi pandai menyampaikan
pandangan mengenai berbagai hal. Dan tanpa seorang guru, sangat tidak mungkin
kita mengenal huruf dan dengan sombongnya memilih berbagai jurusan keilmuan di
jenjang perguruan tinggi, tentu itu semua merupakan peranan dari seorang guru.
Kesabaran seorang guru bukan lagi rahasia
umum, masih ingatkan kisah-kisah kita sewaktu kecil duduk di sekolah dasar?
Coba deh ingat-ingat jangan tertawa sendiri ya?
Yang selalu kita kenang adalah
perilaku-perilaku kita yang sering membuat guru marah, pertama suka usil ke
teman lain, apalagi pas upacara bendera setiap hari Senin dan kalau di kelas
guru belum masuk memulai pelajaran naluri usil kita langsung muncul, dan saat
guru masuk langsung muka munafik kita langsung tertib.
Satu lagi sering membuat tertawa, saat Guru
berhalangan masuk, pasti sering lempar-lemparan kertas, ketua kelas yang jadi
sasaran usil kita juga, disuruh diam, malahan kita kata-katain si ketua kelas,
biar jangan sok-sok bijak.
Siapa yang saat di bangku sekola mempunyai
kelompok atau anak jaman sekarang menegalnya dengan kata gank seru nya saling gosip apalagi gank anak-anak perempuan, sering
gosip kan? Jujur saja. Kalau gank para cowok pasti ujung-ujungnya nunjukin
urat, siapa yang paling kuat hingga berantem di jalan, usai pulang sekolah.
Nah hal lain yang sering membuat seru masa
sekolah kalau baju putih tidak dimasukin dalam celana sekolah kita. Kalau guru
tiba-tiba muncul, nah silakan simpulkan sendiri.
Selain itu pas ujian semester, kalau malam nya
tidak ada satupun mata belajaran yang diujiankan tidak di baca, muka kita yang
sok gank pasti keliatan culun, sengaja sibuk cakar, tapi, mata lirik kanan dan
lirik kiri. Kalau guru matanya sedang lihat keluar jendela, bisik-bisik
tetangga langsung dimulai.
Padahal Guru sudah dengan sabar mendidik kita,
pesan kalau mau ujian kelas maupun ujian kelulusan, guru selalu mengingatkan
kita untuk jangan lupa belajar dan jangan hanya urus bermain, biar bisa lulus, dan
menjadi orang yang membanggakan orangtua dan keluarga, bukan guru.
Nasihat Guru yang selalu kita ingat,
salahsatunya belajar yang rajin, biar menjadi kebanggaan keluarga dan kemajuan
bangsa, tidak pernah kita mendengar demi kebanggaan guru dan sekolah tempat
kita menimba ilmu.
Kesabaran Guru yang tidak pernah dibayar,
dengan tulus iklas terhadap kita, kalau diingat-ingat hanya senyum dan mata
kita berkaca-kaca, bukan mata kita ada kaca ya, maksudnya ada air mata yang
ingin menetes.
Apalagi kalau waktu sekolah kita sering lawan
Guru, karena Guru begitu keras terhadap kita, kita merasa bahwa sang Guru tidak
suka dengan kita, padahal niat sang guru agar kita menjadi anak yang berguna
bagi kemajuan bangsa.
Keras nya Guru kepada anak didik hanyalah
bagian dari perannya memberikan didikan
moril kepada kita. Tak terasa diusia kita yang telah dewasa ini khsususnya yang
sudah kerja, bagi yang belum dijadikan pedoman saja, nah bagi yang sudah
dewasa, rasanya penting untuk menyampaikan permohonan maaf kepada Guru kita,
tetapi bukan pergi ke sekolah buat minta maaf, cukup mendoakan kesehatan dan
berkat bagi Guru kita semua.
Untuk itu, Kesabaran Guru kita, jangan dibuang
percuma dengan berlaku sembrono, marilah kita menjadi pribadi yang membuat
keluarga bangga dan berguna bagi bangsa dan negara, sesuai pesan Guru kita.
(admn02)
Comments
Post a Comment