Belajar Perbedaan dan Solidaritas Sosial dari SEMUT


Adakah yang pernah bertanya-tanya mengapa binatang seperti semut saling menyapa (berciuman) dikalah bertemu, saling bahu membahu dikalah dibutuhkan dan sangat tertib waktu berjalan, bisakah anda membayangkan nya? Binatang yang tidak pernah dianggap oleh manusia, dapat menunjukkan artinya kehidupan saling menghargai dan rasa solidaritas yang tinggi.

Semut adalah binatang yang biasa kita temui dimana saja, apalagi kalau ada makanan dan gula, semut tentu hadir disitu. Dan pasti kita langsung marah-marah bila semut memenuhi gula di toples penyimpanan yang tidak kita tutup secara baik, atau makanan yang hendak kita santap, setelah beberapa lama kita menyimpannya telah dipenuhi semut.

Memang semut sering kali jail pada manusia, atau menggit anggota tubuh kita, saat tanpa sengaja kita menginjak sarang nya yang terletak di dalam tanah. Tetapi, semut sudah memberikan potret bagaimana mempertahankan persaudaraan itu.

Karena, setiap mereka bertemu saat mencari makanan, dan ingin kembali ke sarangnya, mereka  berciuman lalu berjalan lagi, tanpa adanya rasa saling curiga, kebencian dan permusuhan yang mereka perlihatkan.

Bahkan saat seekor semut menemukan makanan yang besar, dengan sendirinya semut yang lain datang membantu, mereka bahu membahu membawa makanan itu ke sarangnya.

Semut juga menunjukkan disiplin yang tinggi, mereka berjalan berurutan tanpa diberitahu, semut begitu dewasa dan penuh kesabaran.

Artinya, semut selalu menjaga dan mempertahankan persuadaraan dalam situasi dan kondisi apapun. Lalu bagaimana dengan manusia? Silakan anda simpulkan sendiri, malu kalau saya yang simpulkan.

Ya kalau kita saling koreksi diri, pasti hampir banyak dari kita manusia, belum bisa menunjukkan bagaimana menjaga persaudaraan, malahan memberi senyum saja sulit, apalagi mau menunjukkan rasa sosial kita kepada orang yang berbeda dengan kita, atau sederhananya dalam menunjukan kesabaran dengan tertib lalu lintas.

Sehingga, jangan salah kalau hari ini, iri hati, kebencian dan saling curiga masih ada di diri kita. Bahkan, kita bisa menjadi buas dan kejam kepada sesama manusia yang berbeda suku, agama, ras dan antar golongan (SARA), meski kita adalah satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air.

Jadi, marilah belajar dari binatang seperti semut, bukan harus saling berciuman setiap kali bertemu, karena nanti kita dikenai sanksi UU Pornografi lagi, tetapi minimal ada rasa persaudaraan, gotong royong, kesabaran (dewasa) dihati kita, agar nilai-nilai ke-Indonesia-an tetap terjaga dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

(admn02)

Comments