Kami Juga Memiliki Hak Beribadah (Agama adalah Cinta, Bukan Kebencian)




Agama merupakan ajaran iman  yang dianut oleh setiap orang berdasarkan keyakinan nya masing-masing. Agama merupakan alat kami berkomunikasi dengan Tuhan yang kami yakini.

Kami menganut agama sejak kami mengenal dunia ini, tanpa memahami sebelumnya bahwa setiap orang dari kami memilih keyakinan sesuai apa yang sudah diyakini oleh orangtua kami.

Tidak ada rasa penyesalan setelah kami sah diterima menjadi bagian dari agama yang kami yakini, hanya kami merasa sadar bahwa setiap orang dari kami, memiliki keyakinan yang berbeda-beda saat kami beranjak dewasa.

Perbedaan ini pun kami anggap sebagai sebuah awal yang baik dalam menciptakan Indonesia yang ber Pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara, sebagaimana yang diamanatkan para bapak bangsa.

Namun, ada kejadian yang menarik ditengah perbedaan agama yang kami anut, banyak dari kami yang masih melihat bahwa perbedaan merupakan hambatan untuk membangun bangsa, sehingga banyak dari kami yang secara enak menyatakan agama yang kami anut bertentangan dengan apa yang mereka anut. Padahal para pendiri bangsa sudah bersepakat negeri kami bukan negeri berdasarkan agama.

Perlakuan sewenang-wenang terhadap agama kami, sungguh menyayat perasaan kami, bahkan saat kami ingin merayakan perayaan kebesaran agama kami, tanpa ada perasaan bersalah dipaksa berhenti, padahal masih berlangsung proses seremonial nya, ini bertambah melukai perasaan kami.

Bisa dilihat kami tidak pernah sedikitpun menebarkan kebencian, atau menghentikan proses perayaan hari besar mereka, bahkan kami memilih pasrah dan berdoa, agar mereka dapat melihat kami bukan dari agama yang kami anut, tetapi melihat kami sebagai sesama saudara setanah air Indonesia.

Sampai saat ini, kami masih berharap, agar mereka biarkan kami bebas menjalankan ibadah kami, seperti kami memperlakukan mereka, karena agama adalah cinta, maka agama harus menjadi cinta bagi orang lain.

(admn03)

Comments

Post a Comment