Sang Pemaaf Itu Bernama BASUKI (Ahok)


Saya dan anda adalah manusia biasa, manusia yang tidak pernah lepas dari kesalahan, karena kalau kita sempurna itu tidak mungkin, karena "kesempurnaan itu hanya milik Tuhan". Kalimat bijak bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan adalah ucapan yang selalu dilontarkan oleh saya dan anda jika sedang melakukan kesalahan yang mendapatkan respon negatif dari sesama kita.

Jika saya dan anda telah melakukan kesalahan, dan menyadari bahwa perbuatan yang kita lakukan telah menyinggung perasaan orang lain, maka saya dan anda pasti menyampaikan kata "maaf" kepada orang tersebut, karena telah menyebabkan iya merasa tidak suka terhadap cara kita memperlakukkannya. Ini bukti, bahwa ucapan kita telah membuat orang tersebut marah terhadap kita.

Pasti setiap manusia dimuka bumi ini mengalami hal yang sama, melakukan kesalahan, ujung-ujung meminta maaf. Tetapi, ada juga manusia yang merasa cuek atau masa bodoh, sekalipun iya melukai hati orang lain akibat perbuatannya, tetap saja mana mau iya menyampaikan permohonan maaf, apalagi kalau iya merasa sebagai orang terhormat dan memiliki banyak pengikut, "gengsi" bagi iya meminta permohonan maaf, itu fakta bukan hoax, karena celoteh saya adalah fakta dan anda sedang mengalami di bumi yang penuh dengan kepalsuan ini.

Nah, seperti saya bilang tidak semua orang terhormat dengan pengikut yang banyak dan ditambah iya kaya raya, ada yang sadar diri dan tahu diri, ketika iya melakukan kesalahan harus baginya untuk meminta maaf, jarang saya temukan orang-orang seperti ini, kalau saya salah, silakan isi infonya dikolom komentar agar saya juga tahu infonya.

Saya melihat sosok tokoh dengan tegar dan jantan ada pada Basuki Tjahya Purnama (Ahok), Gubernur DKI Jakarta, yang juga Calon Gubernur DKI Jakarta ini, tidak pernah merasa benar sendiri, beliau menampilkan sikap yang elegan, dengan meminta maaf atas ucapannya.

Basuki, selalu dan selalu meminta maaf, baik itu ketika ucapannya diduga menyinggung perasaan umat Islam, terkait kasus Surat Al Maidah 51. Lalu, ketika iya menyampaikan permohonan maafnya kepada KH. Ma'ruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dan yang terakhir saat iya meminta maaf karena Jakarta mengalami banjir.

Dari sekian permohonan maaf ini, menurut hemat saya harus dihormati, apapun kesalahannya mari kita bukakan pintu maaf agar tidak ada dusta diantara kita.

(admn02)


Comments