Ini mungkin sudah menjadi tabiat bangsa ini, mengurusi hal paling kecil dan menyulutnya menjadi gumpalan api yang memercik ke setiap akar rumput dan melahirkan sebuah masalah baru dan begitu seterusnya, ibarat siklus yang tidak pernah putus, menyedihkan.
Kita semua bisa melihat pertarungan yang tidak pernah usai yang ditunjukkan oleh SBY yang mengusung anaknya AHY-Sylvi yang bertarung dengan Ahok-Djarot.
SBY yang sibuk melakukan konfrensi pers untuk mengklarifikasi mengenai posisi nya dan Ahok yang megurus permintaan maaf atas kata-kata yang iya keluarkan sendiri.
SBY sudah dua kali melakukan klarifikasi guna menyampaikan posisi nya, bahwa iya benar-benar tidak melakukan apapun, dan Ahok juga sudah dua kali menyampaikan permohonan maafnya yang juga tidak habis-habisnya.
Ketika keduanya sibuk mengurus klarifikasi dan permohonan maaf, yang diuntungkan disini adalah pasangan nomor urut 3 Anies-Sandi yang seakan tidak pernah terlibat dalam persoalan apapun sejauh ini.
Pasangan Anies-Sandi leluasa memanfaatkan situasi politik yang sedang menguntungkan mereka. Bahkan, hampir pasangan Anies-Sandy tidak terlibat gesekan antara SBY dengan Ahok.
Yang menguntungkan pasangan Anies-Sandi bisa dilihat dari tingkat elektabilitas mereka yang perlahan-lahan semakin meningkat, dan kedua pasangan AHY-Sylvi dan Ahok-Djarot saling kejar dalam setiap hasil survey.
seperti, misalnya di bulan di bulan Oktober dan November Ahok-Djarot yang unggul. Lalu di bulan Desember dan awal Januari Pasangan AHY-Sylvi unggul dan di pertengahan Januri Ahok-Djarot kembali unggul, dan diikuti oleh pasangan Anies-Sandy yang selama ini stagnan, tetapi berangsu-angsur meningkat.
Melihat kontalasi politik yang demikian, maka harapannya kedua pasangan AHY-Sylvi pasangan nomor urut 1 dan Ahok-Djarot pasangan nomor urut 2 bisa menahan diri, dengan fokus membangun konsolidasi di akar rumput, agar tidak sibuk pada hal-hal yang menguarkan energi yang bisa dimanfaatkan pada pemenangan.
(admn02)
Comments
Post a Comment