Terimakasih AHY, Anda Telah Mengajari Kami Sejatinya Demokrasi


Dinamika politik DKI Jakarta akhirnya selesai, saya bisa bernafas lega, mungkin anda juga, kenapa saya bilang mungkin, karena anda diposisi mendukung paslon nomor urut 1, 2 dan 3. Kalau anda mendukung nomor urut 1, ya pasti ada kekecewaan yang mendalam. Wajar saja si kalau anda mengalami namanya kekecewaan. Karena, anda sudah bekerja dan memberi dukungan sekuat tenaga, namun hasilnya tidak sesuai harapan.

Sebagaimana, kita ketahui bahwa penghitungan cepat (quick count ) Litbang Kompas,  15 Februari 2017, suara yang didapatkan masing-masing paslon asalah paslon nomor urut 1 AHY-Sylvi: 17,34%, paslon nomor urut 2: 43,37% dan paslon nomor urut 3: 39.30%. Perolehan suara ini memastikan dua pasangan kembali bertarung di putaran kedua, karena menurut aturan Perda DKI Jakarta, perolehan suara Cagub-Cawagub harus mencapai ambang batas 50+1 %. Nah ketiga paslon ini tidak ada yang mencapai ambang batas tersebut. Artinya satu paslon dinyatakan tidak lolos. Memang, harap-harap cemas menunggu hasil keputusan dari KPU menjadi harapan paslon dan para pendukung, meski salah satu pasangan sudah menyatakan menerima kekalahannya secara jantan.

Kekalahan, adalah kata yang selalu ingin dihindari oleh setiap masyarakat dimanapun di muka bumi, apalagi di negeri tercinta ini, artinya banyak politisi yang ingin menjadi pemimpin, tetapi tidak bisa menerima kekalahan. Akhirnya, karena tidak menerima kekalahan, selalu saja Mahkamah Kosntitusi (MK) jadi gudang persoalan pemilu.

Kemudian, paslon yang menerima kekalahannya secara jantan, tidak lain adalah paslon nomor urut 1 AHY-Sylvi. AHY dalam konfrensi pers memberi keyakinan, bahwa iya siap menerima kekalahan dengan sikap kasatria dan lapang dada. Iya juga menelpon kedua pasangan yang dari hasil quick count dinyatakan lolos ke putaran kedua. Itu bisa menjadi bukti, sikap legowo untuk menerima hasil Pilgub DKI Jakarta Periode 2017-2022 oleh paslon nomor urut 1.

Sikap legowo, yang ditampilkan paslon nomor urut 1, jadi poin positif yang bisa ditiru oleh seluruh politisi dimanapun di negeri ini, agar energi-energi positif bisa dijadikan untuk pembangunan bangsa. AHY sudah memulainya, memulai dengan cara yang elegan. Banyak dari pendukung lain yang menaruh hormat pada sikap politik yang ditumbuhkan oleh politisi muda ini. Dan menurut saya, inilah inti dari demokrasi. Karena, kalah menang adalah konsekwensi logis dari pilihan yang anda ambil.

Sikap yang ditonjolkan oleh AHY dalam Pilgub kali ini, perlu diapresiasi, sehingga mendorong saya mengulasnya dalan tulisan saya kali ini. Saya hanya mau bilang AHY terimakasih atas sikap jantan yang telah anda tampilkan. Mungkin berlebihan menurut anda, makanya maaf bila celoteh saya cukup geli, itu semua bagian dari harapan agar Pilkada serentak tahun 2017, tidak mengedepan kepentingan sekelompok elit daripada kepentingan bangsa.

(admn02)

Comments

Post a Comment