Walaupun, diundang sebagai penceramah, namun, bila anda sudah menambah bumbu dalam ceramah anda dengan program kerja anda sebagai paslon, itu sama saja anda sudah menodai kesucian dari Rumah Ibadat tersebut, itu pendapat sederhana saya, belum tentu anda sependapat, itu hak anda dan bukan hak saya melarang anda menolak pendapat saya, kebetulan kontitusi berpesan terhadap setiap paslon agar tidak kampanye di Rumah Ibadat dan lingkungan Sekolah.
Paslon ini pernah menyampaikan bahwa iya tidak ingin kampanye di rumah ibadat, tetapi, baru saja bulan Januari 2017 iya menyangkal ucapan lidahnya sendiri, sehingga sang panwaslu kecamatan pun buka suara, karena diduga sang paslon tadi benar-benar sedang memberi janji-janji perubahan di DKI Jakarta 5 tahun kedepannya, di depan para jamaah yang hadir.
Pasangan tadi bernama Anies Baswedan Calon Gubernur (Cagub) yang berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Pilgub DKI Jakarta, dengan nomor urut 3, yang lolos ke putaran kedua bersama paslon nomor urut 2, Basuki-Djarot.
Silakan anda hadir sebagai penceramah, meskipun itu tidak lepas dari bacaan banyak pihak bahwa kehadiran anda dianggap politis, karena anda adalah seorang paslon, bukan lagi seorang Tokoh Pendidikan, sebagaimana para pemuja anda menyebut demikian. Tetapi, perlu diingat bertarung dengan cara demikian, bukanlah sifat fair dan gentelman.
Saya ingatkan janganlah terlalu serius, carilah warung kopi (warkop) yang sesuai dengan isi kantong anda, sambil baca celoteh saya, biar pikiran anda yang sedang dihinggapi amarah, cepat teduh oleh nikmatnya kopi.
(admn02)
Comments
Post a Comment