Ada yang sudah mengeluh, ada yang sudah merasa "merugi", ada yang sudah pusing sepuluh kelililing, ada yang sudah mulai buka-bukaan ke media, mengapa? Katanya kehabisan anggaran kampanye, karena si dia sudah habis-habisan dalam pilkada kali ini.
Saya geli baca berita nya di media. Ya namanya politik pak, kalau anda sudah menentukan pilihan untuk terkibat di dalamnya, keluhan seperti si dia tidak boleh terjadi. Apalagi disampaikan lewat media, ngapain mengeluh pak, kalau mahu jadi pemimpin di jaman demokrasi yang seumur jagung ini, anda mesti berkorban, tidak hanya pikiran dan waktu, tetapi uang. Satu lagi anda mesti kudu-kudu berkorban emosional anda, agar tidak blunder, mendengar masukan dan kritikan dari seluruh pihak.
Bermimpi jadi pemimpin atau kepala daerah, mimpi besar sebagian orang. Kalau anda yakin dengan kemampuan anda baik kualitas diri maupun finansial, maka sangat memungkin anda mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Kita sudah tahu bersama, bahwa demokrasi kita saat ini, kalau tidak memiliki finansial kuat, sulit untuk menjadi pemimpin, meskipun secara track record dan kualitas diri kurang.
Nah kalau di daerah lain kalau mahu jadi kepala daerah, budget anggaran untuk kampanye memang tidak besar, seperti di DKI Jakarta. Anggaran 10 sampai 50 milyar tidak cukup kalau anda mahu jadi Gubernur di Jakarta. Contohnya anggaran kampanye setiap calon gubernur yang dilaporkan pada putaran pertama rata-rata 60 milyar.
Nah kalau anda maju di putaran kedua, bisa jadi anda harus mengeluarkan budget lebih besar dari 60 milyar, karena secara politik, pasangan calon yang maju di putaran kedua, harus jor-joran biar menang, karena masing-masing pasangan calon yang maju di putaran kedua, memiliki peluang buat menang.
Jadi, menurut saya, wajar saja kalau calon wakil gubernur (cawagub) nomor urut 3 Sandiaga Uno, mengeluh agar soal anggaran kampanye di putaran kedua, karena putaran pertama bang Sandi kekuarkan anggaran 62 Milyar. Dan, saat ini bang Sandi mulai bertemu dengan para investor, untuk menyuntikkan dana kampanye. Pesan saya, Bang Sandi harus sabar, 19 April sebentar lagi. Selamat berjuang bang, semoga sukses bang.
Yasudah saya ngopi lagi, jangan dengarkan celoteh saya ya, itu hanya sekedar ungkapan kegelisahan terhadap demokrasi kita. Silakan, lanjutkan kopi nya lagi, biar celoteh saya semakin, tidak bikin sakit perut.
(admn02)
Comments
Post a Comment