Fitnah lebih kejam dari pembunuhan, kalimat bijak ini mewakili perilaku amoral yang sedang terjadi di Pilgub Jakarta. Sifat kurang gentelman, kurang percaya diri, kurang yakin terhadap kualitas diri, menghantar sekelompok oknum mewakili pasangan calon (paslon) melenceng dari perintah konstitusi, dengan menyebarkan fitnah yang sekejam-kejam terhadap lawan politik.
Fitnah ini dalam pesta demokrasi disebut kampanye hitam (black campaint) yang tentu menyebarkan isu yang mendiskredit pasangan lain, agar dibenci oleh warga masyarakat, yang sudah yakin terhadap kemampuan pasangan tersebut, sekaligus dijadikan alat pamungkas dalam merongrong pasangan lain agar keok dalam pilkada yang berlangsung.
Cara-cara ini tidaklah etis dan merupakan tindakan tidak terpuji, yang sudah barang tentu menciderai kontitusi kita. Jadi sangat disayangkan, bila warga masyarakat memilih pasangan yang berperilaku amoral tersebut. Karena, dalam proses perebutan kursi saja sudah melanggar konstitusi, bagaimana nanti memimpin?
Dalam Pilgub DKI Jakarta putaran kedua ini, banyak kampanye yang tidak etis, radamuhu mendapat informasi dari berbagai media yang menyebutkan, bahwa adanya penyebaran fitnah demi meraih dukungan masyarakat, parahnya lagi mulai bertebaran kampanye-kampanye hitam yang berbau SARA, inikan semakin tidak kondusif pertarungan yang ingin dihasilkan.
Jadi, marilah sebagai warga masyarakat, kita tetap menjaga kondusifitas demokrasi, janganlah kita percaya pada informasi hoax yang kebenarannya patut dipertanyakan. Jangan lah munafik, lihat mana paslon yang menurut anda memiliki kompetensi dan integritas memimpin DKI Jakarta 5 tahun kedepannya.
(admn02)
Comments
Post a Comment