Kita sekarang sudah lupa menjadi orang jahat, semuanya seketika memilih menjadi orang suci, walaupun memaksa kehendak kita kepada orang lain agar dituruti dianggap sebagai perbuatan baik, padahal itu jelas-jelas melukai perasaan orang tersebut.
Tidak ada rasa penyesalan, atau sekedar mengetuk nurani kita, sudah benarkah sikap kita kepada orang tersebut, bila kita terus menerus memberikan tekanan secara phisikologis melalui hujatan yang terkadang melewati batas kemanusian, pasti orang yang lemah merasa dirampas hak-hak nya sebagai orang Indonesia.
Mengkultuskan diri sebagai orang benar dan suci, agar kepentingan tercapai, sangatlah naif, emang kita Tuhan ya? sehingga mengklaim diri paling benar, sedangkan disisi lain orang menganggap kita tidak beradab.
Makanya, setelah melihat gelagat kita selama ini, saya semakin yakin, bahwa saya tidak melihat lagi orang yang jahat, yang saya lihat hanyalah manusia-manusia suci, yang berasa paling berkuasa menentukan seseorang melakukan dosa atau tidak.
Kita sudah keterlaluan menurut saya, karena Tuhan tidak memberikan kuasa apapun terhadap diri kita, inti dari setiap man yang kita yakini mengajarkan soal perbuatan baik kita terhadap sesama, bukan iri hati, kebencian dan keserakahan.
Semoga celoteh ini bermamfaat. Biar, kita tidak larut dalam ilusi semata, karena saya dan anda tidak pernah tahu surga dan neraka bentuknya seperti apa.
(admn02)
Comments
Post a Comment