Siang ini tidak dari biasanya, awannya mendung bukan cahaya matahari yang menyengat kulit, bukan terik yang memberi keringat dan bukan terik yang memberi bau badan.
Siang ini awan menghitam, suara halilintar memberi irama musik hip hop yang menghetak-hentak jantung dalam dada.
Sejak tadi, sahabat saya Petu masih saja mulutnya komat kamit, irama nya tidak beraturan, knalpot motor pun masih enak di dengar, kalau suara yang berasal dari mulut Petu menyengat gendang telinga saya karena suaranya sangat lekik.
Sebagai sahabat saya hanya bisa pasrah, karena bagaimana pun sedang menyampaikan isi hatinya yang selama ini terpendam, dan tidak pernah iya ungkapkan, walaupun sedikit terdengar lebay, namun sorot matanya, saya bisa simpulkan bahwa iya sungguh serius menyampaikan isi hatinya.
"Basuki itu pemimpin ideal, Jakarta ada perubahan sejak Basuki yang urus Jakarta, kalau bukan Basuki yang urus, bisa berantakan ini Jakarta, oh Basuki, sungguh luar biasa kamu itu, tetapi kenapa masih saja ada orang yang benci sama kamu, padahal kamu nya kerja ada bukti, bukan sekedar omong doang", ujar Petu, dengan nafas yang juga tidak beraturan seperti suaranya yang lekik.
Saya, hanya mengangguk kepala, tidak bisa berkata-kata, hati kecil saya berbisik, seorang Petu yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) secara jujur menyampaikan apa yang telah Basuki kerjakan untuk Jakarta. Petu, bukanlah seorang yang mempunyai titel pendidikan tinggi, tetapi iya mempunyai cara pandang seorang intelektual, yang memberikan argumentasi rasional dan tidak mengada-ada.
Saya tidak menyalahkan pendapat Petu, karena tanpa nuansa politik, tanpa intrik politik dan tanpa disuap, Petu menyampaikan isi hatinya, atas dukungan penuhnya kepada Basuki agar mengurus Jakarta lagi. Padahal iya tidak pernah bertemu dengan Basuki, karena iya mengenal Basuki dengan melalui kerja nyata Basuki, bukan janji semu.
Saya mengingatkan Petu, bahwa politik itu memang begitu, jadi jangan salahkan siapa-siapa, berilah maaf kamu kepada siapapun yang membenci Basuki, karena saya dan kamu hanyalah manusia yang tidak lepas dari kesalahan, ingat Petu, saya dan kamu juga tidaklah sempurna.
(admn04)
Comments
Post a Comment