Saya tidak heran banyak air mata tumpah paska Ahok kalah, banyak caci maki yang kesal dan tidak menerima Ahok kalah, namun itulah politik, tidak ada yang tahu ending dari proses nya. Para pendukung Ahok diam seribu bahasa, diam karena tidak percaya, tidak yakin Ahok bisa kalah dalam proses pilgub Jakarta yang sangat dan sangat melelahkan.
Namun, ada pelajaran berharga yang dapat di peroleh dari proses ini, ada nilai demokrasi yang bisa dijadikan panutan bersama, khusus bagi politisi yang terlibat aktif dalam partai politik, apa pelajaran politik tersebut? Jawaban nya adalah AHOK, mengapa Ahok harus dijadikan panutan? silakan review kembali berita siaran pers Ahok-Djarot saat mendapatkan hasil penghitungan cepat Lembaga Survei bahwa Iya kalah.
Dari siaran pers di hotel pulman dapat dilihat raut wajah Ahok, kata perkata yang disampaikan Ahok, tidak ada kalimat menyudutkan si pemenang, dengan gagah berani Ahok mengatakan "Kekuasaan Tuhan Yang Kasih dan Tuhan Yang Ambil" dengan penuh rendah hati Ahok menerima hasil survei sementara, sambil menunggu hasil resmi dari KPUD Jakarta.
Anda bisa saja menyimpulkan macam-macam sebelum mendengarkan konfrensi pers Ahok, bahwa bisa jadi Ahok akan menyalahkan semua orang yang benci dan anti Ahok. Tetapi, dalam siaran pers itu, tidak terdengar satu kata pun ungkapan kesedihan dan penyesalahan terhadap mereka, yang mungkin dengan segala daya upaya, berjuang mengalahkan Ahok dengan berbagai isu kotor yang tentu menyudutkan Ahok.
Ahok tidak membalasnya, Ahok malah siap memberi dukungan moril terhadap si pemenang, Ahok sangat legowo. Ada kesejukan politik yang ditampilkan Ahok. Janganlah anda malu-malu sok jutek dan munafik mengambil pelajaran dari apa yang sudah diajarkan oleh Ahok dalam proses demokrasi ini.
Selamat belajar ya.
(admn02)
Ya semoga sukses terus ko Ahok. Politik ada kalah ada menang. keap smile terus
ReplyDelete