Saya memutar berkali-kali video proses adu jotos anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) disaat rapat paripurna terkait masa jabatan pimpinan lembaga tertinggi. Ya banyak media membuat judul beritanya cukup sensual, awalnya saya kira media tersebut mencari sensasi, namun setelah melihat langsung video adu jotos tersebut, saya harus bersepakat dengan judul berita media-media mainstrim, bahwa lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sedang bergejolak, kesan kekanak-kanakan, adu jotos, teriak-teriak seperti orang tak berpendidikan.
Ini kemunduran demokrasi, sikap yang ditonjolkan kurang etis, akhirnya memberikan catatan dan pandangan publik yang beranggapan bahwa anggota DPD lebih mengejar kekuasaan daripada mengurusi kepentingan publik.
Sampai saat ini, muncul mosi tidak percaya terhadap pimpinan DPD yang baru, kelompok anggota ini memilih keluar walkout dari proses sidang perdana pimpinan DPD yang baru, yang mana dipimpin oleh Oesman Sapta, Nono Sampono dan Ibu Darmayanti Lubis. Namun tetap saja, proses sidang paripurna DPD tetap berjalan.
Harapan saya, kisruh ini harus segera diselesaikan secara internal DPD, ego masing-masing figur harus ditanggalkan, cari solusi terbaik, kasihan rakyat, mereka membutuhkan perwakilan dan aspirasi mereka dilaksanakan dan realisasi sesuai proses dan mekanisme kerja anggota DPD yang merupakan bagian dari utusan daerah di parlemen.
Damai itu cerminan dari sikap dan perilaku dewasa kita.
(admn02)
Comments
Post a Comment