Saya tidak tau mau mengulas apa dan mengapa saracen jadi fenomenal belakangan ini, tetapi satu hal yang pasti perilaku saracen kata bang Rhoma Irama "sungguh terlalu", karena dilihat dari para pemesan atau yang order ke saracen adalah para bos-bos besar di republik ini, nama para bos besar belum terungkap, soalnya masih dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian.
Saracen beroperasi dengan sangat sistematis, bayangkan saja di media sosial banyak saling umbar kebencian dan caci maki, saling menyalahkan satu sama lain tanpa mengeroksi diri masing-masing, semua merasa paling benar, ini sudah jelas menggambarkan manusia yang menyebarkan fitnah dan caci maki di media sosial adalah manusia-manusia palsu alias topeng berwajah binatang, padahal semua ujaran yang mereka tebarkan adalah hoax.
Jikalau itu akun asli tentu kesadaran moralnya ada, kalau yang dilakukan saracen itu tidak. Tugasnya caci maki, ujar kebencian, menghina satu sama lain, merasa paling suci dan merasa sudah pernah ke surga, inikan iblis namanya.
Hasil dari ke-usil-an mereka bangsa ini benaran saling hajar-hajaran soal keimanan. Semua menuding si A dan si B yang benar dan salah. Energi bangsa akhirnya habis dengan mengurus siapa yang paling suci dan tidak. Kan kasihan, masyarakat mau urus perut, jadinya kebawa makan gigi ketika mendengar keyakinan yang diimani oleh mereka dijadikan alat propoganda kepentingan politik.
Paling parah lagi, saking usilnya, saracen juga berhasil menyeret para bos besar buat order proyek di mereka, dan para bos besar ini juga saya heran, kok mau ya dikibulin oleh para perusak kesatuan dan persatuan bangsa ini, dimana otaknya? oh mungkin saat ketemu sacaren otak mereka disimpan dulu di rumah. Kok bisa serendah itu nilai solidaritas kebangsaan mereka? Kalau sudah begini muka saya mau taruh dimana.
(Adam Nusantara)
Comments
Post a Comment