Saya bertanya-tanya pada om google apa yang salah dengan bantuan negara kepada pengungsi Rohingya, tetapi om google tidak memberi jawaban. Kenapa saya tanya ke om google? Karena saya sudah muak dengan kepalsuan di negeri ini. Saya ingin lari ke hutan buat nenangin diri, tetapi di Jakarta hanya beton-beton menjulang tinggi yang saya temukan. Akhirnya satu-satunya cara buat saya temukan jawaban adalah dengan berceloteh mencari jawaban di setiap inci kepala manusia Indonesia yang hati dan pikirannya masih bisa diajak kompromi.
Saya kaget bak disambar petir, mendengar suara kritis dari para orang-orang cerdas dibagsa ini. Terkait kepedulian terhadap korban kekerasan krmanusian Rohingya. Menurut sadar saya banyak yang bersimpatik karena iba dan kasihan, hal itu manusiawi dan sangat manusiawi, bila simpatik mereka diwujudnyatakan dengan memberikan bantuan berupa sembako, obat-obatan, rumah hunian dan rumah sakit.
Ketulusan ini jangan disalah artikan dengan berbagai pandangan yang memundurkan kemajuan bangsa, selagi negara bisa membantu korban kekerasan Rohingya, kita mesti bersyukur dengan segala kekurangan, negara masih peduli terhadap nasib kemanusian di negeri luar.
Toh yang menunjukan simpatik terhadap pengungsi Rohingya bukan saja negara, tetapi hampir setip elemen masyarakat turun mengumpulkan dana bantuan, khusus bagi Rohingya. Artinya yang saya mau sampaikan rasa solidaritas yang ditunjukkan oleh negara bukan semata-mata sandiwara atau bahasa gaul politisi hari ini pencitraan. Kalau memang pencitraan untuk apa semua rakyat turut bersama-sama mengumpulkan donasi.
Terlepas dari dari itu pencitraan atau tidak, saya tetap melihat ini bantuan kemanusiaan, jangan juga dicampur adukkan dengan segala embel-embel lain.
Dikala negara antipati pada nasib Rohingya semua mendorong pemerintah menyelesaikan permasalahan Rohingya. Giliran negara sudah turun tangan baik memfasilitasi perdamaian di Rohingya dan memberi bantuan kemanusian, banyak suara kritik yang menurut saya harus dipertimbangkan masak-masak sebelum diucapkan.
Saya tidak bermaksud bersuci diri menasihati apalagi mendikte hak demokrasi setiap orang, saya hanya manusia biasa yang tidak lebih baik dari sang penulis amatiran, jadi itu hak anda silakan bersuara sesuai hak demokrasi anda.
Yang saya mau sampaikan dalam celoteh saya, poinnya mari kita lihat sisi positif dari bantuan ini, karena pengungsi Rohingya sangat membutuhkan uluran tangan dari kita semua.
(Adam Nusantara)
Comments
Post a Comment