Jokowi Masih Unggul Survei Pilpres 2019 Meski Dikiritik, Kenapa?


Selepas menyeruput kopi sore, saya terdiam memandang bekas gelas kopi hitam, lalu terngiang dipikiran kenapa kopi yang pahit ini, bisa disukai banyak orang padahal rasanya pahit. Lalu saya mengibaratkan kopi dengan Joko Widodo Presiden RI ke-7, yang saat ini tengah mempersiapkan diri maju periode kedua pada Pilpres 2019.

Selama periode ini Jokowi memang intens turun ke daerah-daerah membangun infrastruktur. Tidak muluk-muluk jika dilihat banyak infraktur jalan, kereta api yang dibangun hampir disetiap daerah ada trans Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua dan lain sebagainya, kalau saya jabarkan secara rinci terlalu berlebihan, nanti saya dicap lebay, tetapi faktanya yang saya lihat selama ini begitu.

Terlepas plus minus dan lahir pro dan kontra dimana banyak sekali aksi demontrasi anti Jokowi dan aksi atas nama agama yang dilakukan berkali-kali atas nama keadilan. Belum lagi kritikan berbau tak sedap yang menganggap kepemimpinan Jokowi-JK otoriter dan segala macam tuduhan yang melabrak pemerintahan Jokowi-JK.

Negara demokrasi memang menghargai keterbukaan, jadi itu semua sah dan harus jika melihat ada ketidakberesan dari para penyelanggara negara. Asalkan masih berada pada koridor aturan yang ada.
Jika negara anti kritik itu namanya meludah pada demokrasi. Intinya saya tetap melihat situasi negeri ini secara bijak. Karena, saya tidak mau terlibat dalam ruang politik yang membutakan kata dan kenyataan.

Ada yang menarik dari pak Jokowi, sekalipun banyak tuduhan dan kritik, beliau memiliki peluang untuk menang pada pilpres 2019, ini menurut hasil survei lembaga PolMark yang dilakukan pada 9 - 20 September 2017 ada 44,3 responden menginginkan Joko Widodo terpilih kembali menjadi presiden pada pilpres 2019, lalu sebanyak 32,4 yang menjawab tidak ingin Jokowi kembali memimpin, dan 23,2 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

Selain itu, 57,6 persen menyatakan puas terhadap kinerja Jokowihanya 25,4 persen yang menyatakan tidak puas. Kemudian, 5,3 persen menyatakan tidak tahu dan tidak jawab.

Jumlah responden 2.250 orang dengan proporsi imbang (50:50) laki-laki dan perempuan. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 2,1 persen. Selain itu, tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. (Sumber informasi ini saya ambil dari kompas.com)

Dari data di atas memang saat ini Jokowi sebagai petahana memiliki peluang. Peluang ini semakin besar, jika dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat.

Namun, keakuratan sebuah lembaga survei saya kembalikan kepada kita semua untuk menilai, apakah kinerja Jokowi selama ini sudah sesuai harapan atau belum. Anda semua yang menilai saat Pilpres 2019.

"Jakarta kalau mau hujan, hujan aje, jangan malu-malu, nanti dimaluin benaran baru tahu rasa"

(Adam Nusantara)


Comments